Liputan Aurora
WAHAI SANTRIWATI, KENALILAH TUBUH DAN JIWAMU ITU
Aula Syarqawi_ Hari Ahad, 2 Oktober 2022 kemarin, bertempat di Aula Syarqawi PP Annuqayah diselenggarakan seminar bertajuk “Mengenal dan Menjaga Kesehatan Reproduksi Selama di Pondok Pesantren Annuqayah” yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Keluargan Berencana Indonesia cabang Wilayah Jawa Timur, bekerja sama dengan International Professional Practices Framework (IPPF), sebuah organisasi yang berbasis di London, Inggris yang berdiri pada 1952. Dan Pondok Pesantren Annuqayah
Apa itu IPPF?
Sebagaimana Aurora rujuk dari laman Facebook IIA Indonesia, dijelaskan bahwa International Professional Practice Framework (IPPF) menjadi rujukan lengkap bagi para auditor internal di seluruh dunia yang tergabung dalam Institute of Internal Auditors (the IIA), untuk menjalankan peran dan tanggung jawabnya di profesi audit internal.
IPPF menjadi rujukan baku tentang definisi audit internal, kode etik, ruang lingkup pekerjaan, metode pekerjaan, hingga tata cara pengelolaan fungsi audit internal dalam sebuah organisasi. Auditor Internal sudah sepantasnya membaca dan/atau memiliki rujukan baku yang komprehensif ini.
Singkatnya, IPPF mempunyai kinerja dalam bidang Advocacy, Sexual Rights, Reproductive Rights, Sexual Health, Reproductive Health, Safe and legal abortion, HIV and AIDS, Young people, and Gender Equality, sebagaimana Aurora kutip dari https://id.linkedin.com/company/international-planned-parenthood-federation
Keterlibatan Santriwati
Santri yang terlibat dalam seminar itu adalah santriwati di satuan daerah Pondok Pesantren Annuqayah, terdiri dari siswi kelas IX dan kelas XII dengan jumlah sekitar 900 orang. Mereka dengan sungguh-sungguh memperhatikan segala panyajian yang disampaikan tiga narasumber.
Gambar 1 : Para penyaji
Sajian dalam Seminar itu
Penyaji pertama, ibu Nihayatus Sa’adah dengan tema “Remaja Putri”. Beliau menyampaikan berbagai hal terkait dunia remaja. Dari perihal pembagian dunia remaja, yang beliau bagi menjadi tiga fase. Sampai perubahan fisik dari remaja putri yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan remaja putra.
“Fase pertama disebut dengan remaja awal. Mereka berumur 10-13 tahun. Umur-umur ini merupakan pubertas atau aqil baligh. Fase ini ditandai dengan menstruasi atau haid pertama, yang terkadang, jika tidak didampingi orang tua, merupakan goncangan bagi remaja fase awal ini. Fase kedua dikenal dengan istilah remaja pertengahan. Mereka berumur 14-17 tahun. Secara fisik pertumbuhannya sudah sempurna. Namun, secara kejiwaan mereka masih labil. Mereka masih cengeng dan merasa kekanak-kanakan. Jika mereka menikah, kecenderungan perceraian sangat tinggi. Fase ketiga, adalah remaja akhir.Mereka berumur 18-24 tahun. Secara fisik, mereka sudah siap punya anak. Tapi, kejiwaan mereka masih kurang stabil. Tapi lumayan bertanggungjawab bila mereka telah menikah,” demikian penjelasan ibu Nihayatus Sa’adah.
“Secara umum, remaja awal dan pertengahan, selain mengenal mentruasi pertama, hal yang perlu disadari oleh santri adalah perubahan fisiknya. Yaitu perkembangan pinggul yang membesar, perkembangan payudara yang membesar, kejiwaan mereka yang sudah mulai mengenal romantisme. Tahap inilah yang sangat rentan. Butuh pengawasan ketat, dan bimbingan kejiwaan dari para senior di pesantren. Tapi, fase akhir remaja, karena sudah melampaui umur-umur rentan dan gejolak jiwa yang fluktuatif, pikiran dunia remaja putri tahap ini telah memikirkan hal-hal menuju dunia kedewaasaan. Misalkan, mereka telah berpikir bagaimana merawat anak, berpikir bagaimana masalah ekonomi keluarga, juga berpikir bagaimana jalan keluar jika ada masalah dalam keluarga,” ibu Nihayatus Sa’adah menjelaskan lebih lanjut.
Sedangkan penyaji kedua, yang disampaikan oleh kak Mia dengan tema sajian “Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi Kewanitaan”, mengatakan bahwa santriwati memang harus memahami dengan baik alat reproduksinya sendiri. Bagaimana fungsinya, dan mengapa alat itu perlu dikenali dengan baik? Salah satu pengenalan terhadap anggota reproduksi itu adalah siklus mentruasi dan bagaimana caranya menghadapi haid dengan panduan ilmu kesehatan agar remaja putri itu tetap dalam kesehatan yang baik. Tak kalah pentingnya juga, santriwati pun harus paham akan siklus itu dalam tinjauan ilmu fikih. Sehingga dengan keterpaduan ilmu kesehatan dan ilmu fikih, santriwati benar-benar paham akan reproduksinya sendiri.
“Dalam tinjauan ilmu kesehatan, bila santriwati dalam keadaan haid, maka pembalut yang digunakan tidak lebih empat jam harus diganti. Ini agar alat kewanitaannya tidak mengalami memar, atau lecet akibat pembalut yang terlalu lama dugunakan,” jelas kak Mia.
“Jika harus menggunakan sabun, gunakan sabun penghilang bakteri. Dan cepatlah mengganti celana dalam yang lembab, sebab jika lembab cukup lama, alat kewanitaan tersebut akan mudah gatal dan mudah memerah,” lebih lanjut kak Mia berkata.
Jaga Kesehatan Organ Wanita dengan Langkah Ini
Begitu banyaknya jenis penyakit kelamin pada wanita. Sebelum terlambat, hal tersebut harus ditangani dengan cara yang tepat. Beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk menjaga agar organ kewanitaan sehat, di antaranya:
• Mencuci organ intim dengan cara yang benar. Hindari pemakaian sabun, gel, dan antiseptik, karena ini akan mempengaruhi keseimbangan pH dalam vagina dan menyebabkan iritasi.
• Jalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, berhenti merokok, berhenti konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, serta kelola stres dengan baik.
• Jangan gunakan pakaian dalam yang ketat dengan bahan yang tidak menyerap keringat.
Hal terakhir yang dapat kamu untuk mencegah penyakit kelamin pada wanita adalah, jangan mencukur habis rambut kemaluan, karena semua bakteri yang seharusnya tertahan di rambut kemaluan, akan langsung masuk ke dalam vagina. Selain itu, mencukur habis rambut kemaluan akan menyebabkan rambut tumbuh masuk ke dalam dan memicu terjadinya infeksi.
Adapun materi ketiga, yang disampaikan oleh kak Alfa, yaitu “Akibat dari Pelecehan Seksual”. Kategori pelecehan seksual itu menurut beliau adalah pemerkosaan, eksploitasi perempuan, dan ancaman fisik kepada kaum hawa. Akibat terjadinya pelecehan seksual adalah trauma kejiwaan perempuan, tertulari penyakit-penyakit yang ganas, seperti HIV/AIDS dan penyakit-penyakit kelamin lain, seperti:
1. Bartolinitis
Bartolinitis merupakan salah satu penyakit kelamin pada wanita yang menyerang satu kelenjar bartholin pada bagian dasar labia. Kelenjar bartolinitis sendiri merupakan kelenjar yang menghasilkan pelumas saat berhubungan intim. Penyakit ini tidak menular saat berhubungan intim.
2. Klamidia
Klamidia merupakan infeksi bakteri yang sangat sulit terdeteksi di tahap awal kemunculannya. Gejala biasanya baru akan muncul setelah 1-3 minggu terinfeksi bakteri klamidia, yang ditandai oleh cairan atau kotoran yang keluar dari vagina, sakit saat melakukan hubungan intim, sakit saat buang air kecil, serta pendarahan abnormal.
3. Keputihan
Keputihan merupakan cairan putih yang keluar dari dalam vagina yang umum terjadi, serta memiliki tekstur cair dan tidak berbau. Jika keputihan bertekstur kental, berbau busuk, serta berwarna hijau, kuning, atau abu-abu, kamu perlu waspada. Pasalnya, kondisi ini menjadi gejala tahap awal dari kanker serviks.
4. Herpes Genitalis
Herpes genitalis merupakan penyakit yang sebagian besar disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II. Pada sebagian kecil pengidap, herpes genital disebabkan oleh virus herpes simplex tipe I. HSV II umumnya menyerang badan dari area pinggang ke atas hingga mulut), sedangkan HSV I biasanya menyerang dari area pinggang ke bawah.
Gejala yang ditimbulkan, yaitu kulit terasa seperti terbakar, yang kemudian menjadi luka. Pada tahap selanjutnya, pengidap akan mengalami rasa tidak enak badan, sakit kepala, pusing, cepat lelah, demam, dan juga nyeri otot.
5. Kandidiasis
Kandidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur candida. Jamur ini sebenarnya sudah ada di dalam tubuh manusia. Dengan sistem imunitas tubuh yang kuat, tubuh dapat menolak datangnya penyakit ini. Hal ang perlu diketahui adalah, jamur ini tidak hanya menyerang organ kewanitaan saja, tapi juga paru-paru, mulut, kulit, saluran kemih, dan bagian tubuh lainnya
Akhir Kegiatan
Gambar 2 : Suasana pendampingan pengobatan dan ceck up gratis
Seminar itu diakhiri dengan ceck up gratis terkait kesehatan reproduksi dan penyakit-penyakit lainnya. Tidak semua santriwati ceck up sebab kemungkinan besar, mereka dalam keadaan sehat. Waktu Aurora tanyakan kepada mereka, bagaimana tanggapan mereka terhadap acara itu? Mereka rata-rata menjawab amat puas, dan sangat terbantu akan ilmu kesehatan reproduksi kewanitaan. Mereka berharap, acara seperti ini jangan hanya terjadi di tahun ini saja, namun terus berlanjut sehingga santriwati PP Annuqayah benar-benar sehat dan tahu akan dunia kewanitaannya secara lebih baik.@ (Tim ivestugasi Aurora: Rep. Oca. Ed. Amjun).
Komentar
Posting Komentar