Wawancara Eksklusif

Narasumber: Moh. Khatibul Umam Kepala SMA 3 Annuqayah | Keua BPM-PPA

Apa yang dimaksud tokoh bangsa?

Menurut saya tokoh bangsa yaitu orang yang dapat memberikan pengaruh, memberikan dampak atau perubahan positif setidaknya di lingkungannya. Tokoh bangsa biasanya dapat menggerakkan komunitasnya menuju hal-hal positif baik dalam sekala kecil maupun kolektif sehingga keberadaannya menginspirasi serta memberikan manfaat. Tokoh bangsa bisa datang dari segala elemen. Tokoh bangsa tidak harus “terkenal”, tidak memandang ras, suku, agama, latar belakang dan bahkan pendidikannya.

Mengapa tokoh bangsa dibutuhkan di era milenial ini?

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini berjalan begitu cepat. Sementara di sisi yang lain, diantara kita belum bisa menyesuaikan diri dengan dunia yang kini dihadapi. Kita gegar budaya, kita shock dengan multi budaya yang datang dari segala penjuru. Sebagian bisa melakukan filterasi, namun sebagian tidak. Sebab itu kehadiran tokoh bangsa di era milenial sangat penting keberadaannya. Secara tidak langsung, mereka mengarahkan, mendorong dan menggerakkan para generasi muda untuk senantiasa melakukan hal-hal positif, memberikan dampak baik yang nyata, setidaknya untuk dirinya.

Kapan tokoh bangsa dapat menjadi panutan generasi milenial? - Siapa yang berhak menyandang tokoh bangsa itu?

Mereka bisa menjadi panutan ketika dapat menampilkan seperti apa yang telah saya definisikan. Ketika mereka memberikan inspirasi bagi masyarakat, Ketika mereka dapat memberikan perubahan bagi lingkungannya, saat itulah kita dapat mengambil manfaat darinya dan di saat yang sama ia berhak menyandang sebagai tokoh bangsa.

Dimanakah kita dapat merintis untuk melahirkan tokoh bangsa itu?

Pada dasarnya, tokoh bangsa bisa lahir di mana saja. Mereka bisa datang dari lingkungan komunitas miskin, mereka bisa datang dari komunitas yang “tidak terdidik” secara formal, mereka bisa datang dari kalangan masyarakat biasa, bahkan mereka bisa muncul dari lingkungan yang sedang mengalami krisis, misalnya seperti Malala Yousafzai, aktivis Pendidikan perempuan berkebangsaan Pakistan. Namun dalam kesempatan ini, saya ingin menekankan bahwa dalam konteks Indonesia, Pesantren merupakan tempat yang tepat untuk melahirkan mereka. Pesantren memberikan pendidikan multidimensi, mereka bisa belajar banyak hal seperti kesederhanaan, kepedulian, kemandirian, dan bahkan teknologi. Banyak tokoh bangsa terdahulu lahir dari komunitas pesantren. Sebab itu, mereka yang memiliki kesempatan belajar di pesantren, khususnya di Annuqayah, hendaknya senantiasa bersyukur dan dari sinilah kalian bisa mengembangkan diri, membentuk kepribadian yang positif, peka dan responsif terhadap kehidupan sosial sehingga nilai-nilai tokoh bangsa dapat dimiliki dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana pendapatnya tentang mereka yang disebut tokoh bangsa, namun kontribusinya jauh dari itu. Misalnya para tokoh itu terlibat dalam tindak pidana korupsi atau melecehkan moralitas?

Jika Kembali ke definisi di atas, tokoh bangsa seharusnya tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat. Namun, mereka yang dianggap “tokoh bangsa” tetapi melakukan hal yang mencederai nila-nilai agama dan budaya, dapat menyadari, melakukan instrospeksi serta segera memperbaiki. Sebab, tokoh yang terlanjur dikenal akan senantiasa menjadi contoh bagi mereka yang mengidolakan. Semoga kita semua senantiasa dijauhkan dari hal-hal yang merugikan diri sendiri, bangsa, negara dan agama. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBENTUK IKLIM KETERBACAAN SISWI MTs 1 PUTRI ANNUQAYAH

OPINI SISWA

RAPAT TRIWULAN PIMPINAN DAN WAKA