OPINI SISWA
KETIKA GUS DUR MEMBERI UJANGAN
Oleh : Mar’atul Fauziyah*
Jujur saja, penulis bingung untuk membuat opini seperti apa dalam meneladani tokoh pahlawan bangsa, karena bukan hanya satu yang bisa kita teladani, tetapi banyak sekali, yang setiap perilakunya harus kita ketahui agar bisa mendorong kita untuk lebih maju. Karena sebuah negara maju diawali dengan semangat para remaja seperti kita yang selalu berinovasi. Maka kita harus mempunyai pedoman yang kita dapatkan dari tokoh bangsa yang banyak itu. Di balik rasa bingung itulah tokoh Gus Dur berkelindan untuk penulis persembahkan kehadapan pembaca. Di bulan Agustus, sudah kita ketahui bahwa bulan ini adalah hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Kata “Merdeka” sangat populer dan pasti telah diketahui oleh banyak orang. Terkait dengan kemerdekaan pasti yang ada di pikiran kita adalah sejarah perjuangan bangsa ini dalam merebut kemerdekannya. Sebelum merdeka, bangsa ini masih dijajah oleh bangsa lain, pada saat itu semua orang harus berusaha untuk bertahan hidup dan berjuang demi mempertaruhkan nyawanya. Dan dari situlah para tokoh besar yang kita kenal sebagai pahlawan bangsa lahir. Berbicara tentang para pahlawan bangsa dan meneladani sikap maupun sifat tokoh-tokoh besar, saya mempuyai pertanyaan yang muncul di benak, “Apa yang kita lakukan kepada bangsa ini, seperti halnya pahlawan bangsa?” Kali ini saya sangat mendukung pada majalah Aurora, karena mengangkat tema tentang “Tokoh dan Pahlawan” pada bulan yang sangat pas untuk membahas perubahan dan mengubah mindset seorang untuk terus bersemangat berjuang dalam hal apapun. Terlebih kita seorang santri di bawah naungan pondok pesantren Annuqayah yang besar dan melahirkan pahlawan bangsa melalui perjuangan Kiai Abdullah Sajjad dan Kiai Khazin Ilyas. Perlu kita ingat kembali bahwa santri juga ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita sebagai santri maupun bukan sangat perlu membaca sejarah ini, agar meningkatkan nilai nasionalisme kita. Dalam masalah ini saya mengambil contoh tokoh bangsa, yakni Gus Dur. Gus Dur adalah sosok guru bangsa yang mengajarkan kita untuk toleran dan pluralis kepada berbagai suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia dan dunia. Beliau banyak melakukan sesuatu terhadap bangsa kita ini. Banyak perubahan yang telah dilakukan beliau untuk bangsa ini. Bagaimana tidak? Karya-karya yang sudah beliau buat maupun diringkas sedemikian rupa untuk dipersembahkan kepada pembaca. Dan lagi-lagi kita sebagai santri bisa mencontoh beliau dengan membuat sebuah karya apapun untuk bangsa kita. Gus Dur melanjutkan, “Saya menulis demikian karena ketika sudah melakukan sesuatu maka yang mengubah jalan hidupnya dan yang membuat perubahan adalah kalian bukan seseorang yang mebicarakan kalian.” Lalu Gus Dur berkatalagi, ”sebenarnya apapun tingkahmu, sebaik apapun perilaku hidupmu, kebencian dari manusia itu pasti ada. Jadi jangan terlalu di ambil pusing. Terus saja jalan….!” Pernyataan Gus Dur itu bukan spesifik terhadap santri saja. Tetapi penulis mengambil contoh santri, ya pastilah saya yakin yang membaca Majalah Aurora ini kebanyakan adalah seorang santri. Bukan hanya santri yang bisa membuat perubahan. Terkait itu penulis ingat perkataan Gus Dur, “Sebenarnya santri tidak dilihat ketika dia berada di pondok tetapi ketika dia sudah menjadi alumni, maka dia tinggal membuktikan bahwa kamu adalah santri baik!” Seperti itu kurang lebihnya yang penulis ingat. Terkait masalah meningkatkan nilai nasionalisme, itu tergantung diri sendiri. Mereka melakukan perubahan seperti apa yang mereka mau. Yang pertama kali harus dilakukan adalah kesadaran diri sendiri dan tidak mengikuti keinginan sendiri yang sulit kita kontrol. Semua tokoh bangsa pada hakikatnya sedang berusaha membangun bangsa ini. Kita bangun bangsa ini dan hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah”. Melakukan sesuatu dengan cara bertindak bukan hanya berbicara, karena sebuah proses bukan hanya memerlukan pembicaraan. Yang banyak tetapi esensi kita ini, butuh wujud nyata agar membuahkan hasil yang maksimal dan melakukannya dengan penuh tanggungjawab. Gus Dur yang kita kenal; tentang watak beliau yang realita dan bebas berpikir secara luas dan menjadi tokoh bangsa, masih saja ada yang tidak suka kepadanya. Yang sudah kita ketahui bahwa beliau pernah menjadi presiden dan ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama. Selama kehidupannya, banyak sikap beliau patut ditiru untuk memajukan semangat remaja agar senantiasa selalu eksis memimpin bangsa ini. Akhirnya, kita harus menyadarkan diri sendiri untuk berubah. Merubah dari awal dan merombak diri agar lebih baik.@ *Penulis merupakan siswa SMA 3 Annuqayahkelas XI IIS1, dan aktif di kegiatan Klub Jurnalistik SMAGA.
Komentar
Posting Komentar