OPINI SISWA
Apa yang Dapat Diharapkan dari Tokoh Bangsa?
Oleh: Putri Zainatus Salamah*
Urgensi Tokoh Bangsa Urgensi yang dimaksud di atas adalah arti penting atau dalam bahasa Inggris disebut Urgent yang artinya : sangat penting. Demikian yang saya kutip dari kamus Bahasa Inggris yang disusun oleh John Ecoln dan M. Sadzali. Dengan itu, sudah terang bahwa tokoh bangsa atau pendiri bangsa ini mempunya peranan yang sangat penting di dalam perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa hingga berwujud sebagaimana kita tempati saat ini. Apa yang dapat diharapkan dari adanya perjuangan tokoh bangsa itu? Setidaknya, kita sebagai generasi abad XXI dan telah tertinggal jauh dari masa di mana tokoh-tokoh itu hidup, dapat mengambil hikmah di balik semua tingkah laku yang penah mereka perankan. Hikmah itulah yang bisa menuntun kita dalam membangun bangsa ini agar tidak salah arah. Kembali Kepada Tokoh Bangsa Semua orang pasti tahu, apa itu tokoh? Tokoh adalah orang yang sangat berjasa dalam pembentukan negeri kita ini. Seperti : R.A. Kartini yang memperjuangkan hak seorang perempuan dan kesetaraan gender. Dan KH. Wahid Hasyim yang merupakan pelopor masuknya pendidikan umum ke dalam kurikulum pesantren dan sekaligus pembaru pendidikan Islam di Indonesia. Orang boleh saja berkata “Lupakan masa lalu” dan “Yang lalu biarlah berlalu”. Namun faktanya, kita tidak bisa memutus ikatan dengan masa lalu. Meskipun masa lalu ingin dilupakan tapi tetap arti penting tokoh bangsa dalam kehidupan kita sangatlah penting. Kadang sebagai pelajaran, inspirasi dan cermin diri kita sendiri. Sayangnya, tidak semua orang suka dengan sejarah tokoh- tokoh bangsa, alasannya beragam: perlu mikir, bikin pusing kepala . Tak heran bila sejarah tokoh bangsa cenderung diabaikan dalam kehidupn kita. Sejarah tokoh bangsa bukanlah pelajaran sekolah, yang pucat pasi dan membosankan, melainkan sebuah kisah orang-orang hebat yang memperjuangkan nyawanya untuk Indonesia. Kita hanya perlu membaca , lalu memperoleh informasinya. Ada banyak kisah yang di sajikan dengan ringan dan memikat . Yaitu, kisah perjuangan tokoh bangsa, tentang perilaku tokoh–tokoh bangsa. Semua kisah dan faktanya patut untuk diketahui bersama. Kita akan menjabarkan ilmu yang tidak kita ketahui sebelumnya, seperti : Perjuangan, cinta tanah air, dan kerja keras. Oleh karena itu, ayo kita bersama–sama belajar tentang sejarah tokoh bangsa. Walau hakikatnya kita telah jauh dari generasi tokoh bangsa itu, namun jika digali dari lembaran sejarah perjuang mereka, kita pun tak ada alasan lagi untuk tidak tahu akan pernanan mereka dalam merawat bangsa Indonesia ini. Lembaran-lembaran sejarah mereka saat ini tidak hanya ada dalam buku pelajaran sejarah, tapi sudah ada di berbagai saluran dunia maya, seperti: you tube, facebook, Instagram, Twitter, dan website lainnya. Lebih mudah untuk melacak biografi para tokoh itu untuk saat ini. Tinggal kita sendiri cara dan upaya mengetahui sosok besar mereka. Lebih-lebih di waktu kita libur dari pondok pesantren. Dengan menggunakan waktu libur kita untuk mengetahui lebih jauh sosok-sosok pahlawan bangsa itu secara daring, maka sesungguhnya kita telah mengisi liburan ini dengan perbuatan berpahala besar dan sangat bermanfaat bagi kemajuan kita dalam menyongsong masa depan bangsa. Hasil dari Meneladani Tokoh Bangsa Agar kita menjadi generasi yang cinta tanah air dan bangsa. Seperti yang di katakana Hanif Dhalari (Menteri Ketenaga Kerjaan RI ) “Banyak orang belajar sejarah, tetapi tidak banyak orang -orang yang benar–benar belajar dari sejarah. Sejarah adalah kekuatan untuk masa depan. Tanpa pantauan sejarah, masa depan bangsa melahirkan keterasingan . Salah satu lonsbi(kata yang tidk dimengerti) pembentuk sejarah adalah tanah air. Tanpa perjungan dalam suatu era bersejarah yang membentuk cara pandang, nilai-nilai dan kebudayan suatu bangsa. Belajar sejarah, dengan demikian, adalah belajar mencintai tanah air . Maka, jangan pernah bosan belajar sejarah. Jangan pernah berhenti dari sejarah . Dan akhirnya , jangan pernah lelah mencintai tanah air Indonesia. “@ * Siswa MTs 1 pi Annuqayah, sedang duduk di kelas IX Cendekia
Komentar
Posting Komentar