CERPEN SISWA
IBU DAN LIANG LAHAT Malam. Satu kata yang identik dengan kegelapan, sepi, dan lengang. Untung ada cahaya rembulan begitu indah saat kupandang. Angin menerpa tubuhku perlahan. Namun aku tak peduli. Aku tetap bertahan, meski angin makin terasa dingin dikulitku. Malam memang gelap, tapi ruangan ini lebih gelap menurutku. Aku duduk di kursi sambil mengamati cahaya bundar tanggal 15 yang menerangi atap ruangan ini dan masuk dari sela-sela jendela yang gordennya tersingkap sedikit oleh belaian angin malam. Rumah ini begitu sepi. Hanya aku yang berada di sini. Ingin sekali aku memanggil sebuah nama agar kesepian sedikit terobati. Sudah empat jam ibuku pergi, dia masih belum kembali. Aku merasa khawatir, tapi sayangnya aku tak bisa mencegah ibuku untuk pergi. Aku terlalu lemah. Dan aku menuruti nasibku saja. “Clekkk…,” suara pintu terbuka. “Mama,” ujarku. Aku terkejut melihat ibuku, namun aku sudah terbiasa melihatnya pulang dengan bada n terhuyung-huyung karena mabuk. Tapi yang...